Selamat Datang

Senin, 02 Juli 2018

TOKOH : ABU BAKAR ASHSHIDDIQ

Nama asli beliau dimasa jahiliyah adalah Abdul Ka‟bah bin Utsman bin Amir, lalu Rasulullah memberinya nama Abdullah, lengkapnya Abdullah bin Abu Quhafah, sedangkan ibunya bernama Ummul Khair, Salma binti Shar.
Beliau lahir di kota Mekkah setelah dua tahun setengah dari lahirnya Rasulullah Shalallahu‟alaihi-wa-salam, dan beliau seseorang yang terhormat, dan perangai yang sangat mulia, Abu Bakar merupakan seseorang yang jujur dan dekat kepada RasulullahS halallahu‟alaihi-wa- salam, dan da‟wah yang disampaikan Rasulullah Shalallahu‟alaihi-wa-salam kepada Islam tanpa ragu beliau segera mengikuti dan menganutnya. Nabi Shalallahu‟alaihi-wa-salam pernah bersabda: “Tidak ada seseorang yang aku serukan masuk Islam ada dalam dirinya ada rasa keraguan, ketidakpastian dan penuh pertimbangan, kecuali Abu Bakar, beliau sama sekali tidak merasa ragu saat saya ingatkan kepadanya dan tidak ada keraguan didalamnya”. (Ibnu Hisyam). Semenjak Abu Bakar mengikrarkan keislamannya, beliau terus berjihad menyebarkan da‟wah Islam.


Pada Awalnya dawah Islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dan beliau di suruh bersabar oleh rasulullah, tapi setelah beliau mendesaknya akhirnya RasulullahShalallahu‟al aihi-wa-salam menyetujuinya, sehingga pergilah Abu Bakar ke Ka‟bah dan berpidato dihadapan manusia menyeru kepada kaum musyrikin untuk mendengarkan semenjak saat itu beliau dijuluki sabagai orang pertama yang berani berpidato menyeru kepada Allah, namun saat beliau akan berbicara orang-orang musyrikin menghantamnya dari berbagai penjuru dan memukulnya hingga hampir saja mereka membunuhnya, namun setelah beliau siuman beliau malah bertanya tentang keadaan Rasulullah dan ketika dikabarkan bahwa Rasulullah dalam keadaan baik-baik saja, beliau sangat senang dan bergembira sekali.
 Abu Bakar selalu berjuang bersama Nabi dan menanggung siksaan yang dihadapinya dalam menyebarkan Islam, sampai pada akhirnya Rasulullah mengijinkan para sahabatnya untuk melakukan Hijrah ke Habsyah, maka Abu Bakarpun melakukan hijrah ke Negeri Habsyah, saat baliau sampai pada suatu tempat yang jauhnya seperti menempuh perjalannan selama 5 malam, beliau bertemu dengan Ibnu Ad- Dagnah salah seorang dari pemuka Makkah, dia berkata kepada Abu Bakar : “Mau pergi kemana wahai Abu Bakar ? Abu Bakar berkata : “Saya diusir oleh kaum saya maka sayapun pergi meninggalkannya agar saya dapat leluasa menyembah Tuhan saya”. Ibnu Ad-Dagnah berkata lagi : “Orang seperti kamu tidak boleh terusir dan diusir, saya adalah tetanggamu (yang akan melindungimu), kembalilah, dan sembahlah Tuhanmu di negrimu”. Maka beliaupun akhirnya kembali bersama Ibnu Ad-Dagnah, lalu beliau berkata kepada kaum Quraisy : “Sesungguhnya Abu Bakar tidak boleh diusir dan terusir” mereka berkata kepadanya : “Suruhlah dia menyembah Tuhannya di rumahnya sehingga tidak menyakiti perasaan kami, jangan disebar luaskan, karena kami khawatir dia dapat menyebarkan fitnah terhadap anak-anak perempuan kami”. Akhirnya beliaupun menyembah (melakukan ibadahnya) dirumahnya sendiri. Lalu beliau berfikir ingin membangun sebuah masjid diteras rumahnya agar bisa sholat didalamnya dan membaca Al-Qur an, namun saat beliau membaca Al-Qur an para wanita dan anak-anak dari kalangan musyrikin mengintipnya dan mendengarkan bacaannya, dan mereka sangat tertarik sekali, Abu Bakar sendiri memang memiliki hati yang lembut, sering menangis saat sedang membaca Al-Qur‟an, maka penduduk Mekkahpun menjadi berang dan merasa khawatir kembali, akhirnya mereka mengutus seseorang untuk menemui Ibnu Ad-Dagnah, setelah mereka sampai kepada ibnu Ad- Dagnah, mereka berkata : Sesungguhnya kami telah membiarkan Abu Bakar tinggal bersamamu agar dia dapat beribadah kepada Tuhannya didalam rumahnya, namun dia telah melanggarnya sehingga dia membuat masjid dipelataran rumahnya, kemudian melakukan shalat dan membaca Al-Qur‟an didalamnya, kami sangat khawatir dia menyebarkan fitnah kepada anak-anak perempuan dan lelaki kami, maka dia harus mengikuti perkataanmu atau diusir saja dia. Maka Ibnu Ad-Dagnah pun pergi menemui Abu Bakar dan berkata kepadanya : saya berikan pilihan kepadamu, apakah engkau mau menuruti permintaan kaum Quraisy atau engkau tinggalkan hidup dibawah perlindunganku, karena saya tidak ingin mendengar dari kalangan Arab saya menyimpan seseorang yang suka melanggar (perjanjian kepadanya), setelah itu dengan penuh kepercayaan diri dan yakin Abu Bakar berkata : saya pilih melepas dari tanggunganmu, dan saya lebih rela dibawah perlindungan Allah.
Setelah itu Abu Bakar sering menghadapi penyiksaan dan intimidasi dari kaum musyrikin, namun imannya tetap tegar dan teguh, bahkan menjadi pendukung agama melalui hartanya dan segala sesuatu yang beliau miliki, sehingga dia merelakan seluruh hartanya untuk diinfakkan sehingga dalam riwayat diceritakan : bahwa beliau memiliki uang sebanyak 40 ribu Dirham yang diinfakkan dijalan Allah, beliau juga membeli budak yang berasal dari kalangan kaum muslimin, kemudian beliau melepasnya dan memerdekakannya.
Saat terjadi peristiwa Isra dan Mi‟raj, Rasulullah Shalallahu‟alaihi-wa-salam menceritakan kepada umat bahwa beliau telah melakukan perjalanan dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha, kemudian naik menuju langit yang ketujuh, kaum musyrikin mencemoohkannya sambil berkata : bagaimana mungkin ini bisa terjadi, padahal kami butuh waktu sampai sebulan agar bisa sampai ke Baitul Maqdis ? kemudian mereka segera pergi menemui Abu Bakar, dan menceritakan akan hal tersebut : bahwa sahabat Kamu mengklaim telah melakukan perjalanan ke Baitul Maqdis ! Abu Bakar menjawab : jika beliau telah berkata demikian jelas merupakan kebenaran, sungguh saya mempercayainya terhadap berita langit (wahyu) yang datang kepadanya. Maka semenjak itulah Rasulullah menjulukinya dengan Ash-shidiq (orang yang bersifat jujur dan benar). (Ibnu Hisyam).
Abu Bakar juga selalu menjadi penolong dan pendukung Rasulullah disaat beliau mendapatkan pertentangan dari kaum muslimin saat terjadinya perjanjian Hudaibiyah. Saat Allah SWT mengijinkan kepada RasulullahShalallahu‟al aihi-wa-salam untuk Hijrah, Rasulullah memilih beliau untuk menjadi teman dan pendampingnya dalam melakukan hijrah, tinggal di Gua Tsur selam tiga hari, dan saat kaum musyrikin berdiri di depan lubang gua, Abu Bakar sangat khawatir dan cemas terhadap Rasulullah, dan berkata : wahai Rasulullah, kalau saja mereka melihat kebawah kaki mereka, maka kita akan terlihat, maka berkata kepadanya :“Apa pendapat kamu wahai Abu Bakar dengan dua orang dan yang ketiga adalah Allah”.(Al- Bukhari)

Abu Bakar juga selalu mengikuti peperangan bersama Rasulullah dan tidak pernah ketinggalan walaupun sekali, dan Rasulullah sangat mengenal kepribadian beliau, sehingga Rasulullah memberikan kabar gembira kepadanya dengan Surga, beliau bersabda :“Tidak seorangpun diantara kita memiliki tangan yang menyamai apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar, karena beliau disisi kami memiliki tangan yang Allah akan menggantinya yang lebih baik di hari Kiamat”.(At- Tirmidzi).

Beliau juga sangat antusias dan hati-hati dalam mengamalkan perintah-perintah Allah, suatu hari beliau mendengar bersabda : “Barangsiapa yang menjulurkan bajunya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya dihari Kiamat”. Lalu Abu Bakar pun berkata : “Salah satu dari baju saya tidak akan digunakan kecuali saya telah berjanji melaksanakan sabda tersebut”.Rasulullah pun berkata kepadanya : “Sesungguhnya yang kamu lakukan itu bukanlah termasuk katagori sombong”.(Al – Bukhari). Beliau juga orang yang paling takut kepada Allah, beliau pernah berkata : “Sekiranya salah satu dari kaki saya masuk surga lalu yang lainnya di luar, saya belum merasa aman akan lepas dari murka Allah (Adzab).
 Setelah Rasulullah meninggal dunia, sebagian sahabat berkumpul disinggasana Rasulullah dan mengemukakan pandangan bahwa mereka tidak percaya akan kepergian Rasulullah, Umar berdiri dihadapan mereka dan mengancam bagi siapa yang berani mengatakan bahwa Rasulullah telah meninggal akan dipenggal lehernya, maka Abu Bakar maju dan masuk kerumah Rasulullah dan membuka kain yang menutupi wajahnya yang mulia, beliau berkata : “Sungguh harum kematian dan kehidupan engkau wahai Rasulullah”. Lalu beliaupun keluar menuju kumpulan manusia, dan berkata kepada mereka : “Wahai sekalian manusia, ketahuilah barangsiapa diantara kalian yang menyembah Muhammad Shalallahu‟alaihi-wa-salam maka sesungguhnya beliau telah meninggal, dan barangsiapa diantara kalian yang menyembah Allah maka selamanya Allah Hidup dan tidak pernah mati, karena Allah SWT telah berfirman : “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik kebelakang”. (Ali Imran : 144)

Setelah itu para pemuka kaum muslimin bergegas menuju tempat pertemuan untuk menetapkan siapa yang akan menggantikan RasulullahS halallahu‟alaihi-wa-salam, akhirnya kaum muslimin saat itu bersepakat membai‟at Abu Bakar sabagai khalifah setelah kaum muhajirin dan Anshor merasa puas dengan keputusan bahwa Abu Bakar adalah seorang yang cocok menjadi kahlifah setelah Rasulullah, kenapa tidak ? padahal Rasulullah pernah menyuruhnya menggantikan beliau dalam memutuskan perkara kaum muslimin saat baliau dalam keadaan sakit dan sekarat, beliau bersabda : “Perintahkan Abu Bakar untuk memimpin sholat kepada jamaah”. (Muttafaqun alaih).
Setelah beliau dipercaya menjadi khalifah, beliau berdiri dan menyampaikan pidato pertamanya : “Wahai sekalian manusia, sungguh saya telah diberikan amanah memimpin kalian semua dan aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian, jika aku melakukan kebaikan maka tolonglah aku, namun jika melakukan kesalahan maka luruskanlah, kejujuran merupakan amanah, sedang dusta adalah khianat, orang yang lemah diantara kalian akan kuat disisiku hingga aku dapat menghilangkan bebannya insya Allah, sedangkan orang yang kuat diantara kalian lemah disisiku sampai aku dapat mengambil hak darinya insya Allah, tidaklah suatu kaum meninggalkan kewajiban jihad kecuali Allah akan hinakan mereka, dan tidaklah tersebar kemaksiatan dalam suatu kaum kecuali Allah akan menimpakan mereka bencana, taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun jika saya menyimpang kepada Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada taat kepadaku atas kalian”.
Selama kekhilafahannya Abu Bakar telah memerangi kaum murtad dan pembangkang membayar zakat, beliau berkata : “Demi Allah sekiranya mereka mencegah saya seikat unta yang mana mereka menunaikan perintah Allah disaat Rasulullah hidup, maka
saya akan memerangi mereka”. Dan dalam peperangan beliau selalu mengajarkan adab berperang, dengan mewasiatkan kepada tentaranya agar jangan membunuh orang yang sudah tua, anak kecil dan wanita, orang yang beribadah dirumah ibadah dan jangan membakar tanaman dan menebang pepohonan.
Khalifah Abu Bakar menugaskan prajurit yang dipimpin Usamah bin Zaid untuk menyerang Romawi, sebagaimana Rasulullah telah memberikan mandat ke Usamah bin Zaid untuk menjadi komandan perang walaupun umurnya masih relatif muda, dan saat Rasulullah meninggal dunia, Abu Bakar bersikeras memformulasi pasukan seperti yang berjalan di zaman Rasulullah, dan beliau ikut langsung mengiringi pasukan, dimana beliau berjalan kaki sedangkan Usamah diatas menaiki kendarannya, seekor kuda, lalu Usamah berkata kepada khalifah Abu Bakar : “Wahai khalifah, sudikah engkau naik kendaraan ini atau saya turun”. Maka dia berkata : “Demi Allah, saya tidak akan menaiki kendaraan dan engkau jangan turun dari kendaraan, kenapa saya tidak berani menyentuhkan kaki saya dibumi menuju jalan Allah”.
Khalifah Abu Bakar juga pernah mengirim pasukan ke negeri Syam, Iraq hingga akhirnya seluruh penduduknya memeluk agama IslamDan diantara prestasi yang dilakukan dalam masa kekhilafahannya adalah beliau pernah memerintahkan untuk menyusun kembali Al-Qur‟an dan menulisnya setelah banyaknya dari kalangan para huffadz yang syahid. Khalifah Abu Bakar meninggal pada malam Selasa, tanggal 22 Jumadil Akhir, tahun 3 Hijriyyah, sedangkan umurnya baru 63 tahun. Adapun yang memandikan jenazah beliau adalah istrinya sendiri yaitu Asma bin Umais sesuai dengan wasiatnya, dan dikebumikan disamping jenazah Rasulullah Shalallahu‟alaihi-wa-salam. (krd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan beri Komentar dan Masukan